Jumat, 05 Oktober 2012

Kopinya Orang Indonesia Menjadi Inspirasi Bagi IWAN FALS

JAKARTA, suaramerdeka.com - Setelah dengan syahdu hanya diiringi gitar bolong melantukan single "Lagu Tiga" yang refreinnya berbunyi, //Kita harus mulai bekerja/ Persoalan begitu menantang/ Satu niat satulah darah kita/ Kamu adalah kamu/ Aku adalah aku//, Iwan Fals yang tampil dalam panggung kecil di salah sebuah sudut Planet Hollywood, Jakarta, Kamis (26/7) petang, melakukan improvisasi yang mengudang senyum. "Permisi permisi, saya mau jualan kopi. Kalau bingung cari inspirasi, sruput aja kopi yang namanya Top," katanya melagukan lirik yang seolah terdengar sekenanya itu. Dia melanjutkan, "Kopi enak, enak banget, apalagi kalau lagi mumet. Teman kita di bulan puasa, rasanya luar biasa, kalau nggak percaya silakan coba." Tidak hanya berhenti sampai di situ, di akhir single yang dia comot dari album Hijau (1992) itu, setengah berpekik dia berujar, "Ayo kita berbenah, beresin selera yang berantakan, kalau masih ada yang susah, bongkar saja pelan-pelan." Begitu nomor itu purna, seketika puluhan wartawan yang diundang dalam pengangkatan Iwan Fals sebagai Brand Ambasador Top Coffee, memberikan sambutan meriah. Dalam acara itu, diumumkan juga bahwa dalam setahun ke depan Iwan akan menggelar sejumlah roadshow "NgeTop bareng Iwan Fals," di sejumlah kota seperti Cirebon, Bandung, Medan dan Padang. Lalu dia tutup lagu pamungkas, yang menurut dia sangat cocok untuk, "Temen minum kopi...," katanya sembari mengalirkan single "Belum Ada Juduly,ang termaktub dalam album Belum Ada Judul '92. Bisa ditebak, begitu purna nomor abadi itu mengalir, histeria menjelma. Demikianlah Iwan Fals yang setia ditemani istrinya Yos (Rosanna) dan anak bungsunya, Raya Rambu Rabbani, kehadirannya masih mampu menjadi magnit yang sangat kuat sekali. Tidak mengherankan bila Wings Food, pemegang merek dagang "TOP: Top Coffe jelas bukan kopi biasa", menggaet legenda hidup itu untuk keperluan jualan produknya. Mengusung tagline; The art of coffe blending, via sosok Iwan, pabrikan itu mengklaim produknya adalah, "Kopinya orang Indonesia!" Apa yang membuat persona sekelas Iwan Fals yang konon dikenal sangat selektif menerima iklan itu, akhirnya memilih bergabung dalam mengiklankan sebuah produk dari sebuah pabrikan, yang menghasilkan produk minuman kopi itu, bersama sejumlah nama lainnya; Samuel Zylgwyn (23) dan Nikita Willy (18)? "Ini bentuk terima kasih saya sama kopi," katanya enteng. Iwan bercerita, dari proses pembuatan lagunya seperti "Oemar Bakrie," hingga "Bento," semua terlahir berkat campur tangan kopi. "Makanya ketika istri saya ngajak kerja sama dengan kopi, saya langsung berbunga-bunga," katanya. Dia bersaksi, ketika kali pertama ketemu Yessica Kartika dari Wings Food, dan mencoba produk kopinya, "Kok perut saya nggak sakit, nggak seperti ketika saya minum kopi yang sudah-sudah." Kemudian, setelah menyimak berulang-ulang konsep yang ditawarkan pabrikan itu, termasuk melaraskan kepentingan mereka berdua, di antaranya menyatukan antara kepentingan idealis Iwan Fals sebagai seniman, dan kepentingan bisnis Wings Food selaku pelaku bisnis, titik temu untuk melakukan kerja sama di antara keduanya akhirnya tercapai. Yessica bercerita, tidak mudah mengajak bekerja sama Iwan. Sepenceritaanya, timnya yang melihat sosok Iwan Fals sebagai sosok seniman legendaris yang idealis, pasti mempunyai pertimbangan yang matang untuk menerima atau menampik dengan cara santun tawaran kerja sama. "Kami datang dengan membawa konsep produk branding kopi, yang nantinya bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia, semua kalangan bisa minum, atau art of coffe branding. Kami tidak meminta beliau menjadi bintang iklan, tapi ambassador," katanya. Ihwal berapa yang dibayarkan kepada Iwan Fals sehingga mau bekerja sama, Yessica berujar diplomatis Kami sesuaikan dengan nama besar Iwan Fals yang sudah melegenda," katanya tanpa merinci angka. Iwan menimpali, "Soal honor, cukup menginternasionallah..." Jika Iwan dipilih untuk membidik pangsa pasar kaum penikmat kopi yang matang secara emosi, sedangkan nama Samuel dan Nikita demi menjembatani penikmat kopi kaum muda. Terlebih, pabrikan itu, telah memasarkan kopinya dalam empat varian rasa, yaitu Kopi Susu Gula, Kopi Gula, Mocca, dan Kopi Murni, yang diharapkan mampu memberikan sensasi baru dalam menikmati kopi lintas generasi, dengan pencampuran dua kopi terbaik di dunia. Yaitu kopi Arabica yang memiliki rasa yang sedikit "fruity" dan sedikit tajam, dan Robusta yang karakter kopi dan aromanya terasa lebih kuat. Dengan produk yang telah melalui proses survey dan riset bertahun-tahun, dan penuh perhitungkan, sanggupkah pabrikan itu benar-benar melaraskan kepentingan bisnis dan ideal berkesenian Iwan Fals? Iwan berharap kerja sama mereka dapat berjalan sesuai yang diharapkan bersama. Sebab, sepenimbangannya, tidak mudah melaraskan antara kepentingan ideal dalam berkesenian dengan laju bisnis yang kencang, dan cenderung menabrak prinsip-prinsip keadilan. Tidak berlebihan bila Iwan bercerita, sebagai komisaris PT. Tiga Rambu, dia membutuhkan penunjang finansial. "Saya harus bertanggungjawab atas kinerja PT. Tiga Rambu, ide saya banyak, kemudian ide-ide itu diterjamahkan PT. Tiga Rambu," katanya. Dan PT -nya itu tidak mungkin dapat bekerja, tanpa ada dukungan finansial, "Soalnya saya bukan orang kaya." Apalagi setelah dia mendapatkan data, pabrikan yang mengajak kerja sama dengannya memiliki 12.000 orang karyawan, dan produk yang ditawarkan kepadanya, dalam bahasanya, "Sangat Indonesia banget". Iwan bahkan mengaku ingin menanam kopi. Selain itu, yang lebih utama, "Saya bisa enteng mengajukan proposal, yang bertujuan meningkatkan kebaikan hidup bersama. Mosok saya minta tolong ke partai?" katanya retoris. Intinya, "Saya ingin berdagang tanpa mengurangi timbangan, sebagaimana Rosul pimpinan saya," katanya serius. Apalagi kopi, sebagaiman data yang dia terima, adalah komoditi kedua setelah minyak bumi. Dan 400 milliar cangkir kopi dikonsumsi orang setiap hari di seluruh dunia. Selain itu, menurut Iwan, ada kepentingan yang penting lainnya, karena ada ribuan petani di belakang bisnis kopi. "Banyak masalah yang perlu kita suarakan bersama, dan oleh karena itu saya mau." Di luar dampak positif kopi lainnya, yang sepenceritaannya banyak, "Salah satunya, sesendok kopi mampu mengobati anak-anak dari step." Sebelum adzan magrib tiba, dan sebelum kopi pertama diteguknya, Iwan sekali lagi berujar ringan ihwal honor yang dia terima,"Ini rejeki Allah untuk saya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar