Kamis, 04 Oktober 2012

KAA

Sebagai bangsa kita bisa berbangga, bahwa Konferensi antar negara Asia Afrika pernah diadakan di negara kita. kebanggaan lainnya adalah bahwa ide untuk menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi ini sebenarnya didorong oleh Indonesia. Ditengah pesimisme empat negara lain yang menjadi peserta Konferensi Kolombo di Srilanka atau dulu dikenal sebagai Ceylon, Indonesia terus meyakinkan empat negara pelopor ini untuk melaksanakan konferensi yang lebih dari sekedar lima negara itu, India, Srilanka, Birma, Indonesia, dan Pakistan. Ide untuk menyelenggarakan konferensi yang lebih tinggi itu merupakan dorongan dari Presiden Soekarno dan hasil perundingan para menteri dan duta besar Indonesia di Tugu, Puncak. Pertemuan yang dikenal sebagai pertemuan Tugu ini dilakukan sebagai persiapan sebelum Mr. Alisastroamijoyo berangkat ke Kolombo untuk memenuhi undangan dari Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala. Pertemuan yang berlangsung pada 9-22 Maret 1954 ini dihadiri oleh para kepala perwakilan Indonesia di Asia, Afrika, dan Pasifik, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Sunario. Dari pertemuan yang berlangsung selama dua minggu ini disepakati sikap menolak pembentukan dua blok di dunia : Blok Barat dan Blok Timur, serta menolak ikut serta dalam aktivitas dua kekuatan besar tersebut, kebijakan politik bebas aktif. Diusulkan pula untuk membentuk kelompok untuk melawan kekuatan imperialis-kolonialis dan mengadakan konferensinya. Meyakinkan peserta untuk memperhatikan sikap politik dunia dan kerja sama Asia Afrika. Berbekal kesepakatan di Pertemuan Tugu, Perdana Menteri Alisastroamijoyo pun berangkat ke Konferensi Kolombo yang berlangsung 28 April – 2 Mei 1954. Konferensi ini awalnya dibuat untuk membicarakan kondisi terakhir konflik Indo-China yang mengancam keamanan dan perdamaian di Asia dan di seluruh dunia, agresi komunis internasional di Asia, persoalan kolonialisme di berbagai belahan dunia, dan perlombaan senjata yang mengancam penghancuran secara masal. Pada sidang yang ke-6, tanggal 30 April 1954, Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo berkesempatan mengajukan usulan agar diselenggarakan : “Suatu konferensi yang sama hakikatnya dengan Konferensi Kolombo sekarang, tapi lebih luas jangkauannya dengan tidak hanya memasukkan Negara-negara Asia, tetapi juga Negara-negara Afrika lainnya”. Ide untuk menyelenggarakan konferensi yang lebih besar itu, bisa diterima oleh negara-negara lainnya. Meski mereka masih memandang pesimis rencana itu. Menanggapi pesimisme itu, Alisastroamijoyo menyatakan, “Saya akan merasa puas apabila Konferensi Kolombo dapat menyetujui bahwa Indonesia akan mensponsori sendiri Konferensi Asia Afrika, demikian.” Akhirnya para peserta sepakat untuk melaksanakan Konferensi lanjutan di Bogor untuk membicarakan rencana ini lebih lanjut. Sebelum konferensi Bogor dilakukan, Presiden Soekaro mengirim duta-duta besar kelilingnya untuk kembali meyakinkan negara-negara sponsor tersebut. Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mengadakan penjajagan ke 14 negara. Dari 14 yang dijajagi, 12 memberi jawaban positif, setuju konferensi diselenggarakan dalam waktu secepatnya di Indonesia…” ( Bersambung )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar